KEJUJURAN BUKANLAH KEBODOHAN

~ Kejujuran Bukanlah Kebodohan ~

Kejujuran adalah perbuatan yang mulia dan indah, karena kejujuran akan mendatangkan kedamaian, berkah dan rahmat dari Allah SWT bagi pemiliknya. Kejujuran yang begitu indah ini akan selalu mengarah kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

“Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong)”. (HR. Bukhari)

Dari hadits tersebut dapat digambarkan :
Jujur --> Kebaikan --> Surga
Dusta --> Keburukan --> Neraka

Orang yang mempunyai iman yang kuat, akan senantiasa bersikap jujur meskipun keadaannya sangat sulit. Kejujuran seringkali dianggap sebagai perbuatan bodoh, dengan alasan karena bisa menimbulkan kemiskinan dan kemelaratan. Anggapan hal itu adalah anggapan yang kurang mengerti bahwa kejujuran itu bisa menimbulkan kedamaian dan ketentraman. Banyak orang yang mempunyai rupiah dan dolar yang bertumpuk sebagai hasil kebohongan (seperti korupsi, dll) tidak merasa damai dan tentram dalam menjalani kehidupannya. Rasa bersalah dan rasa takut di penjara seringkali menghantui hati dan pikirannya, sehingga harta yang berlimpah tak lagi manis rasanya.

Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik mata pencaharian ialah hasil keterampilan tangan seorang buruh apabila dia jujur (ikhlas)”. (HR. Ahmad)

Berbeda dengan orang yang senantiasa jujur dalam setiap langkah kehidupan, ia akan merasa damai, tenang dan lega tanpa dihantui akibat dari kebohongan itu sendiri. Kejujuran bukanlah kebodohan yang dianggap oleh sebagian orang, melainkan kecerdasan pikiran dan kejernihan hati untuk selalu berusaha dalam meraih Ridho dari Allah SWT. Karena tujuan hidup seorang umat muslim adalah Allah. Jadi, Allah adalah prioritas utama dalam kehidupan, meskipun sebagian orang bersikap jail atas kejujuran yang dilakukan oleh hamba Allah.

Pedagang yang senantiasa jujur dijamin oleh Rasulullah yang bergelar Al-Amin untuk dapat masuk surga bersama dengan para syuhada.
“Seorang pedagang yang jujur, yang dapat dipercaya dan muslim, akan masuk surga bersama-sama dengan para syuhada …” (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain itu, kejujuran adalah perbuatan yang bisa mendatangkan cinta dari Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah,
“Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya”. (HR. Al-Baihaqi)

Jadi jelaslah, bahwa kejujuran bukanlah kelemahan ataupun kebodohan, melainkan kekuatan iman seseorang untuk tetap istiqomah dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Orang yang besifat jujur akan membuat hatinya merasa damai dan bisa meraih surga yang nikmat didalamnya tidak terbatas. Sedangkan orang yang suka berbohong hidupnya penuh dengan kecemasan dan tidak tenang, serta bisa mendatangkan kemurkaan dari Allah jika tidak bertaubat.

Wallahu A’lam Bishshowab…

Jika ada kesalahan, maka itu berasal dari kami dan kebenaran hanyalah milik Allah.

~~~♥~~~~~~♥~~~~~~♥~~~~~~♥~
~~~~~♥~~~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aktivitas Rasulullah

Aktivitas Rasulullah


Rumah seseorang ibarat cermin yang menggambarkan keluhuran akhlak, kesempurnaan budi pekerti, keelokan pergaulan dan ketulusan nuraninya. Tidak ada seorang pun yang melihat apa yang diperbuatnya di balik kamar dan dinding. Saat ia bersama hamba sahaya, bersama pembantu atau bersama istrinya. Ia bebas berbuat tanpa ada rasa sungkan dan berpura-pura. Sebab ia adalah raja yang memerintah dan melarang di dalam rumahnya. Semua anggota keluarga yang berada di bawah tanggungannya adalah lemah. Marilah kita lihat bersama aktifitas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam rumah, selaku pemimpin dan panutan umat yang memiliki kedudukan yang mulia dan derajat yang tinggi. Bagaimanakah keadaan beliau di dalam rumah?

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah ditanya: “Apakah yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam rumah?” Ia radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa. Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau sendiri.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Demikianlah contoh sebuah ketawadhu’an dan sikap rendah hati (tidak takabur) serta tidak memberatkan orang lain. Beliau turut mengerjakan dan membantu pekerjaan rumah tangga. Seorang hamba Allah yang terpilih tidaklah segan mengerjakan hal itu semua.

Dari rumah beliau shallallahu 'alaihi wasallam yang penuh berkah itulah memancar cahaya Islam, sedangkan beliau sendiri tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganjal perut beliau shallallahu 'alaihi wasallam. An-Nu’man bin Basyir menuturkan kepada kita keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: “Aku telah menyaksikan sendiri keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sampai-sampai beliau tidak mendapatkan kurma yang jelek sekalipun untuk mengganjal perut.” (HR. Muslim).

Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan: “Kami, keluarga Muhammad, tidak pernah menya-lakan tungku masak selama sebulan penuh, makanan kami hanyalah kurma dan air.” (HR. Al-Bukhari).

Tidak ada satu perkara pun yang melalaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari beribadah dan berbuat ketaatan. Apabila sang muadzin telah mengumandangkan azan; “Marilah tegakkan shalat! Marilah menggapai kemenangan!” beliau segera menyambut seruan tersebut dan meninggalkan segala aktifitas duniawi.

Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Yazid ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu 'anha: ‘Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di rumah?’ ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau biasa membantu keluarga, apabila mendengar seruan azan, beliau segera keluar (untuk menunaikan shalat).” (HR. Muslim).

Tidak satupun riwayat yang menyebutkan bahwa beliau mengerjakan shalat fardhu di rumah, kecuali ketika sedang sakit. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam pernah terserang demam yang sangat parah. Sehingga sulit baginya untuk keluar rumah, yakni sakit yang mengantar beliau menemui Allah shallallahu 'alaihi wasallam.

Disamping beliau lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap umatnya, namun beliau juga sangat marah terhadap orang yang meninggalkan shalat fardhu berjamaah (di masjid). Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Sungguh betapa ingin aku memerintahkan muazdin mengumandangkan azan lalu iqamat, kemudian aku memerintahkan seseorang untuk mengimami shalat, lalu aku berangkat bersama beberapa orang yang membawa kayu bakar menuju kaum yang tidak menghadiri shalat jamaah, untuk membakar rumah-rumah mereka.” (Muttafaq ‘alaih).

Sanksi yang sangat berat tersebut menunjukkan betapa penting dan utamanya shalat berjamaah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mendengar seruan azan, lalu ia tidak menyambutnya (mendatangi shalat berjamaah), maka tidak ada shalat baginya kecuali karena uzur.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Uzur di sini adalah perasaan takut (tidak aman) atau sakit.

Apa dalih orang-orang yang mengerjakan shalat fardhu di rumahnya (di samping istrinya)? Mereka tinggalkan masjid! Apakah ada uzur sakit atau perasaan takut bagi mereka?
Sumber
alsofwah.or.id

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

~::*Jangan Ungkapkan Cinta Pada Hati Lembutnya*::~

~::*Jangan Ungkapkan Cinta Pada Hati Lembutnya*::~
by. Strawberry


"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya,
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya),
kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,.."


Ada sebuah kisah klasik di antara kita para anak manusia…
Adam dan hawa, begitulah kecenderungan manusia pada tiap lawan jenisnya…
Ada ikhwan akhwat, akhi ukhti, qais laila, cewek cowok, romeo juliet, dan begitu seterusnya…
Sudahlah biasa mungkin, jika cinta itu diungkapkan seorang cowok pada kekasihnya…
Pada kenyataannya, mereka memang dua sejoli yang sedang memadu kasih, dimabuk lautan asmara…

Pertanyaannya kemudian adalah apakah biasa jika cinta itu
diungkapkan seorang ikhwan kepada akhwat atau bahkan mungkin sebaliknya???
Yang notabene uda pada ngaji…
Jujur… Itu bukanlah hal yang biasa…
Bukan, bukanlah hal biasa…
Tapi sungguh luar biasa…
Ketika ada si ikhwan berkata pada akhwatnya “ukhti, aku mencintaimu dan menyayangimu…”
Hmm, sederet kata sayang yang memenuhi ucapannya… mengharapmu menjadi kekasih hati…
Terbungkus harapan dan janji-janji manis…
Padahal belumlah saatnya ungkapan itu dilontarkan…
Coba hawa, apa yang kalian rasakan jika ungkapan itu mendarat di telingamu??
Akankah terbang di atas awan ataukah terbuai angan panjang…
Mungkin dari kalian ada yang punya hati sekuat baja… so, mental lah kata-kata itu…


Tapi tak semua… di antara kita banyak berhati bak kapas yang mudah diterbangkan
kemana pun angin berhembus…
Betapa tak kuasanya…
Lembutnya hati si hawa…
Adam, tegakah kalian menodai hati lembutnya??
Dengan kepolosan dan keluguannya…
Atau bahkan mungkin kebodohannya…
Ya, mungkin karena kebodohan dan kedangkalan ilmunya…
Tolong, jaga hati kami… kalo ga boleh dikatakan kalian memanfaatkan,
mempermainkan, atau menguji hati kami…
Tau, jawabnya apa?
Maaf, kalo boleh kami sebut kalian adalah pengecut…

Kenapa begitu? Karena antum hanya bermain-main dengan sehelai kapas…
yang kecil, tipis, mudah terbang tanpa arah dan tujuan…
Bermain-main di belakang dalam angan dan buaian…
Realitasnya, kalian belum berani menghadapinya…
Adakah jika engkau jantan, maka nikahi aku??
Bisakah??
Renungkanlah…
Jauhi kami, jika kalian tak kuasa dengan fitnah hawa…
Janganlah percikkan bara, jika kalian tak ingin terbakar olehnya…

Janganlah menantang resiko dengan mendekati pintu-pintu fitnah,
jika kalian ga bisa menanggung konsekuensinya…
Melegalkan cara-cara yang telah diharamkan-Nya…
Bagaimanapun itu uda keluar dari jalur and syari’at-Nya…
Terbuai cinta yang bersemi sebelum waktunya…
Sehingga menempuh jalan bermaksiat kepada-Nya…
Sabarlah dan tuntutlah ilmu…


Amalkan dulu ilmu yang kita punya dalam balutan ketaatan dan ketaqwaan…
Jika memang sudah tak bisa…
Tempuhlah jalan yang paling mulia tuntunan RasulNya…
Menikahlah melalui jalur syari’atNya...
Dengan cara-cara yang dilegalkan dan dihalalkan-Nya…
Muslim yang baik untuk muslimah yang baik…
Muslimah yang baik untuk muslim yang baik pula…
Dan sebaliknya…

Semoga Alloh memberkahi… dalam ikrar suci yang menyatukan cinta kalian karena-Nya
terbingkai indah dan mulia dengan sebuah pernikahan…
Kuntum mawar yang telah merekah mempesona, hadirkan ungkapan cinta suci pada kekasihnya…
Itulah cinta yang sesungguhnya…
Teruntuk ukhti fillah…
Pesan ukhti muthi’ah… semoga Alloh merahmatinya…
“Ukhti, aku sangat menyayangi antunna karena Alloh…
Semoga Alloh menyayangimu…

Hijabilah hatimu dengan hijab kalian…
Hijab yang sempurna…

Jangan biarkan hatimu mudah terjatuh karena rayuan seorang lelaki khilaf dan berpenyakit hatinya… hingga terlena akan harapan-harapan dan omong kosong mereka…
Jauhilah mereka…
Syaithan tak pernah lengah untuk menggoda hamba-Nya…
Senantiasalah istiqomah di jalan-Nya…
Memohonlah penjagaan dari Rabb-Mu dalam ketaatanmu…

Semoga Alloh memberikan yang terbaik untukmu, hidupmu, agamamu, dunia dan akhiratmu…”
Baarakallaahu fiikum….
Bumi Alloh di waktu pagi

Sebuah renungan untuk diriku dan saudaraku fillah
Semoga bermanfaat InsyaAllah...

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

(¯`'•.¸(¯`'•.¸*♥♥♥♥*¸.•'´¯)¸.•'´¯)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

♫♫♪ Pemubaziran Yang Sering Dilakukan Manusia ♫♫♪

 ...♥☀...♥`•.¸.•´♥☀•

♫♫♪ Pemubaziran Yang Sering Dilakukan Manusia ♫♫♪

Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan ada 9 pemubaziran yang sering dilakukan manusia yaitu :
IlmuPengetahuan
Mubazir jika tidak diamalkan untuk jalan kebaikan.
Amalan
Mubazir jika dilakukan tidak dengan hati yang ikhlas.
Kekayaan
Mubazir jika dibelanjakan pada perkara yang tidak bermanfaat dan tidak di Ridhoi Allah.
Hati
Mubazir jika kosong daripada kasih kepada Allah.
Tubuh
Mubazir jika tidak digunakan untuk beribadah kepada Allah.
Cinta
Mubazir jika dicurahkan kepada selain Allah atau melebihi cinta kepada-Nya.
Masa
Mubazir jika tidak diurus sebaiknya.
Akal
Mubazir jika tidak memikirkan sesuatu yang bermakna kepada agama.
Zikir
Mubazir jika tidak memberi kesan kepada hati.
Wallahu’alam. semoga Allah s.w.t memberi kekuatan untuk kita amalkan.

Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat
Source : Shared By Catatan Catatan Islami Pages

...♥☀...♥`•.¸.•´♥☀•

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bersahabat dengan Alhamdulillah

Bersahabat dengan Alhamdulillah
(¯`'•.¸(¯`'•.¸*♥♥♥♥*¸.•'´¯)¸.•'´¯)

Salah satu gizi spiritual dalam menghadapi kehidupan adalah bersahabat dengan “alhamdulillah” yang artinya segala puji bagi Allah Swt. Orang-orang yang sering bersahabat dengan “gizi spiritual” ini, insyaAllah hidupnya akan lebih bahagia dibanding yang mereka duga.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan kepadaku seorang suami, sebab banyak orang yang ingin bersuami namun belum menemukannya. Suami dengan segala keangkuhannya, menyebabkan hambamu ini mampu belajar sabar.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan kepadaku seorang istri, sebab banyak orang yang ingin beristri namun belum menemukannya. Istri dengan segala kesulitannya untuk dididik, menyebabkan hambamu ini harus banyak belajar ilmu “Andragogy”, yaitu pendidikan untuk orang-orang dewasa.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan kepadaku beberapa anak, sebab banyak orang yang ingin punya anak namun belum engkau izinkan dan juga banyak yang belum punya anak karena memang belum ketemu jodoh. Anak dengan segala kesulitannya untuk dinasehati, menyebabkan hambamu ini harus banyak menambah ilmu agar sesuai dengan perkembangan zaman anak-anak. Dengan kehadiran anak-anak, justru menyebabkan hambamu malu kalau mau bertengkar dengan istri dan suami.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau menitipkan kepadaku seorang atasan pemarah dan sering mengungkit-ngungkit berbagai masalah, sebab banyak orang yang tidak punya atasan, bukan karena dirinya atasan tapi karena dirinya menganggur. Dengan atasan pemarah hambamu berkesempatan untuk mendoakan semoga beliau segera sadar bahwa kemarahan akan menghancurkan siklus kehidupan dirinya sendiri.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau menitipkan kepadaku banyak karyawan, yang sebagiannya suka demo minta tuntutan gaji dan kesejahteraan lainnya, sebab banyak orang tidak punya karyawan sebab sudah lima tahun belakangan ini perusahaannya gulung tikar dan bahkan tikarnyapun sampai tidak ada yang digulung. Dengan punya karyawan, semoga hambamu bisa menjadi salah satu jalan rizki bagi mereka dengan seizin Engkau ya Allah.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan orang-orang disekelilingku sebagian ada yang menyakiti, walaupun hamba-Mu ini telah berusaha untuk berbuat baik kepada siapapun sekuat kemampuan. Sebab, banyak orang yang tidak pernah disakiti orang lain karena dalam hidupnya tidak pernah bergaul dengan masyarakat banyak. Semoga dengan disakiti dan hambamu tetap ingin berbuat baik dengan yang menyakiti menyebabkan Engkau akan mengabulkan doa-doa orang yang terdhzolimi ini.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau memberi kesempatan kepadaku, kuliah tidak sesuai dengan jurusan pilihan pertama, sebab banyak orang yang tidak pernah menikmati jurusan kuliah karena kekurangan dana untuk memenuhi keinginannya kuliah. Dengan kuliah tidak sesuai jurusan, semoga akan punya lebih dari satu keahlian, keahlian pertama adalah jurusan ketika kuliah dan keahlian lainnya adalah mempelajari sendiri banyak hal yang dulu dicita-citakan.

Ikhwah fillah...

Banyak hal didunia ini yang bisa kita syukuri dengan mengucapkan “Alhamdulillah”, dan dengan sering mengucapkan alhamdulillah, milyaran peluang prestasi akan mengejar-ngejar kita.

Banyak hal didunia ini yang kita tidak siap menyukuri dengan mengucapkan “Alhamdulillah dan dengan sering merasa berat dan bahkan enggan mengucapkan alhamdulillah, milyaran peluang prestasi akan lari meninggalkan kita.

Berani hadapi tantangan bersahabat dengan alhamdulillah agar hidup dikejar-kejar prestasi??? Bagaimana pendapat sahabat!!!

(¯`'•.¸(¯`'•.¸*♥♥♥♥*¸.•'´¯)¸.•'´¯)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

♫♪♫ Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak♫♪

♫♪♫ Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak♫♪

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan
pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di
sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu
menuding jari ke arah gagak sambil bertanya,
“Nak, apakah benda itu?”
“Burung gagak”, jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi
pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu
menjawab dengan sedikit kuat,
“Itu burung gagak, Ayah!”
Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama.
Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama
diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,
“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.
Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang
serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal
kepada si ayah,
“Itu gagak, Ayah.” Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi
membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang
sabar dan menjadi marah.
“Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal
hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya
katakan????
Itu burung gagak, burung gagak, Ayah…..”, kata si anak dengan nada yang begitu marah.
Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang
kebingungan.
Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu
kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama.
“Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,” pinta si Ayah.
9
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.
“Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba
seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan
bertanya,
“Ayah, apa itu?”
Dan aku menjawab,
“Burung gagak.”
Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku
menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi
rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya.
“Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”
Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si
Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara,
“Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau
telah hilang kesabaran serta marah.”
Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya
memohon ampun atas apa yg telah ia perbuat.
PESAN:
Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu, hormatilah mereka.
Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil.
Kita sudah banyak mempelajari tuntunan Islam apalagi berkenaan dengan berbakti
kepada kedua orangtua.Tapi berapa banyak yang sudah dimengerti oleh kita apalagi
diamalkan???
Ingat! ingat! Banyak ilmu bukanlah kunci masuk syurganya Allah.
SEBARKAN ke teman anda jika menurut anda catatan ini bermanfaat….

Author : PercikanIman.org
Shared : Kisah Penuh Hikmah
http://virouz007.wordpress.com/
...♥☀...♥`•.¸.•´♥☀•

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

~^ CERMIN DIRI ^~

"Orang pandai adalah orang yang selalu introspeksi"
Dalam keseharian kehidupan kita, begitu sangat sering dan nikmatnya ketika kita bercermin. Tidak pernah bosan barang sekalipun padahal wajah yang kita tatap itu-itu juga, aneh bukan?! Bahkan hampir pada setiap kesempatan yang memungkinkan kita selalu menyempatkan diri untuk bercermin. Mengapa demikian? Sebabnya kurang lebih karena kita ingin selalu berpenampilan baik, bahkan sempurna. Kita sangat tidak ingin berpenampilan mengecewakan, apalagi kusut dan acak-acakan tak karuan.

Sebabnya penampilan kita adalah juga cermin pribadi kita. Orang yang necis, rapih, dan bersih maka pribadinya lebih memungkinkan untuk bersih dan rapih pula. Sebaliknya orang yang penampilannya kucel, kumal, dan acak-acakan maka kurang lebih seperti itulah pribadinya.

Tentu saja penampilan yang necis dan rapih itu menjadi kebaikan sepanjang niat dan caranya benar. Niat agar orang lain tidak terganggu dan terkecewakan, niat agar orang lain tidak berprasangka buruk, atau juga niat agar orang lain senang dan nyaman dengan penampilan kita.

Dan ALLOH suka dengan penampilan yang indah dan rapih sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, "Innallaha jamiilun yuhibbul jamaal", "Sesungguhnya ALLOH itu indah dan menyukai keindahan". Yang harus dihindari adalah niat agar orang lain terpesona, tergiur, yang berujung orang lain menjadi terkecoh, bahkan kemudian menjadi tergelincir baik hati atau napsunya, naudzhubillah.

Tapi harap diketahui, bahwa selama ini kita baru sibuk bercermin 'topeng' belaka. Topeng 'make up', seragam, jas, dasi, sorban, atau 'asesoris' lainnya. Sungguh, kita baru sibuk dengan topeng, namun tanpa disadari kita sudah ditipu dan diperbudak oleh topeng buatan sendiri. Kita sangat ingin orang lain menganggap diri ini lebih dari kenyataan yang sebenarnya. Ingin tampak lebih pandai, lebih gagah, lebih cantik, lebih kaya, lebih sholeh, lebih suci dan aneka kelebihan lainnya. Yang pada akhirnya selain harus bersusah payah agar 'topeng' ini tetap melekat, kita pun akan dilanda tegang dan was-was takut 'topeng' kita terbuka, yang berakibat orang tahu siapa kita yang 'aslinya'.

Tentu saja tindakan tersebut, tidak sepenuhnya salah. Karena membeberkan aib diri yang telah ditutupi ALLOH selama ini, adalah perbuatan salah. Yang terpenting adalah diri kita jangan sampai terlena dan tertipu oleh topeng sendiri, sehingga kita tidak mengenal diri yang sebenarnya, terkecoh oleh penampilan luar. Oleh karena itu marilah kita jadikan saat bercermin tidak hanya 'topeng' yang kita amat-amati, tapi yang terpenting adalah bagaimana isinya, yaitu diri kita sendiri.

Mulailah amati wajah kita seraya bertanya, "Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya bersinar indah di surga sana ataukah wajah ini yang akan hangus legam terbakar dalam bara jahannam?" Lalu tatap mata kita, seraya bertanya, "Apakah mata ini yang kelak dapat menatap penuh kelezatan dan kerinduan, menatap ALLOH Yang Mahaagung, menatap keindahan surga, menatap Rasulullah, menatap para Nabi, menatap kekasih-kekasih ALLOH kelak? Ataukah mata ini yang akan terbeliak, melotot, menganga, terburai, meleleh ditusuk baja membara? Akankah mata terlibat maksiat ini akan menyelamatkan? Wahai mata apa gerangan yang kau tatap selama ini?"

Lalu tataplah mulut ini, "Apakah mulut ini yang di akhir hayat nanti dapat menyebut kalimat thoyibah, 'laillahailallah', ataukah akan menjadi mulut berbusa yang akan menjulur dan di akherat akan memakan buah zakun yang getir menghanguskan dan menghancurkan setiap usus serta menjadi peminum lahar dan nanah? Saking terlalu banyaknya dusta, ghibah, dan fitnah serta orang yang terluka dengan mulut kita ini!"

"Wahai mulut apa gerangan yang kau ucapkan? Wahai mulut yang malang betapa banyak dusta yang engkau ucapkan. Betapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam? Berapa banyak kata-kata manis semanis madu palsu yang engkau ucapkan untuk menipu beberapa orang? Betapa jarangnya engkau jujur? Betapa jarangnya engkau menyebut nama ALLOH dengan tulus? Betapa jarangnya engkau syahdu memohon agar ALLOH mengampuni?"

Lalu tataplah diri kita tanyalah, "Hai kamu ini anak sholeh atau anak durjana, apa saja yang telah kamu peras dari orang tuamu selama ini dan apa yang telah engkau berikan? Selain menyakiti, membebani, dan menyusahkannya. Tidak tahukah engkau betapa sesungguhnya engkau adalah makhluk tiada tahu balas budi!

"Wahai tubuh, apakah engkau yang kelak akan penuh cahaya, bersinar, bersukacita, bercengkrama di surga atau tubuh yang akan tercabik-cabik hancur mendidih di dalam lahar membara jahannam terasang tanpa ampun derita tiada akhir"

"Wahai tubuh, berapa banyak masiat yang engkau lakukan? Berapa banyak orang-orang yang engkau dzhalimi dengan tubuhmu? Berapa banyak hamba-hamba ALLOH yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu? Berapa banyak perindu pertolonganmu yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu? Berapa pula hak-hak yang engkau napas?"

"Wahai tubuh, seperti apa gerangan isi hatimu?Apakah tubuhmu sebagus kata-katamu atau malah sekelam daki-daki yang melekat di tubuhmu? Apakah hatimu segagah ototmu atau selemah atau selemah daun-daun yang mudah rontok?

Apakah hatimu seindah penampilanmu atau malah sebusuk kotoran-kotoranmu?"

Lalu ingatlah amal-amal kita, "Hai tubuh apakah kau ini makhluk mulia atau menjijikan, berapa banyak aib-aib nista yang engkau sembunyikan dibalik penampilanmu ini?" "Apakah engkau ini dermawan atau sipelit yang menyebalkan?" Berapa banyak uang yang engkau nafkahkan dan bandingkan dengan yang engkau gunakan untuk selera rendah hawa nafsumu".

"Apakah engkau ini sholeh atau sholehah seperti yang engkau tampakkan? Khusukkah shalatmu, dzikirmu, doamu, ikhlaskah engkau lakukan semua itu? Jujurlah hai tubuh yang malang! Ataukah menjadi makhluk riya tukang pamer!"

Sungguh betapa beda antara yang nampak di cermin dengan apa yang tersembunyi, betapa aku telah tertipu oleh topeng? Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus topeng-topeng duniawi"

Wahai sahabat-sahabat sekalian, sesungguhnya saat bercermin adalah saat yang tepat agar kita dapat mengenal dan menangisi diri ini. ***

sumber : milis daarut tauhid at yahoo dot com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BIDADARIKU

BIDADARIKU...


Wahai bidadariku
Bagaiamana kabar imanmu?
Semoga imanmu terus meninggi
Seiring tasbih yang engkau senandungkan tiap tarikan nafasmu

Wahai bidadariku
Hingga kini aku tak tahu dimana dirimu
Dirimu yang terus aku rindukan dalam doa dan diamku
Berharap engkau yang kelak menyempurnakan setengah agamaku

Wahai bidadariku
Langkah-langkah hatiku nyaris berhenti
Mencari mulianya hatimu yang terhias oleh iman
Mencari akhlakmu yang bagaikan al-Qur’an dan Hadits
Mencari kejujuran ucapan bibirmu
Mencari kehormatanmu yang terjaga dari fitnah
Mencari ilmumu yang selalu mengundang ridho Illahi

Wahai bidadariku
Aku tak berharap engkau datang dari surga
Tapi aku berharap engkau membawaku ke surga
Menjadi belahan jiwaku yang kekal abadi
Aku tak berharap aku menjadi orang yang paling engkau cintai
Tapi aku berharap engkau mencintaiku setelah Allah dan Rasul-Nya
Sehingga Ia menjadikan cinta tetap suci dibawah kalimah-Nya.

Wahai bidadariku
Aku hanya manusia hina yang merindukan belahan jiwa sepertimu
Berharap engkau yang kelak membimbingku menuju ridho Illahi
Maaf bila aku terlalu lancang mengharapkan dirimu yang nyaris sempurna
Meski engkau tak sesempurna iman Khodijah
Tapi aku percaya engkau akan mengikutinya

Wahai bidadariku
Tetaplah berkarya dengan cinta kepada Allah
Biarlah Allah yang akan mempersatukan kita
Berdoalah untuk diriku agar aku menjadi pribadi yang mulia
Agar mendapatkan kemuliaan hatimu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BMRI on Facebook